Zikir Seorang Buruh Angkut Air

Ilustrasi google.com

Oleh : Dean Al-Gamereau

LELAKI  itu, bibirnya selalu basah dengan zikir : tahmiid (alhamdulillah) dan istighfaar (astaghfirullah).  Seorang ulama, Al-Hasan Al-Bashri, selalu mendengar itu, penasaran, lalu mendatangi rumahnya. Dia  seorang buruh angkut air.

“Sejak kapan kau selalu ucapkan kedua kalimat itu?” tanya Al-Hasan Al-Bashri kepada buruh  angkut air ini.  “Sudah lama,” jawabnya. “Mengapa kau selalu ucapkan kedua kalimat itu?” tanya  Al-Hasan Al-Bashri lagi. “Kita selalu dalam dua situasi. Ketika kita mendapatkan nikmat, kita ucapkan tahmiid. Ketika kita lalai, kita ucapkan istighfaar,” jawabnya.

Al-Hasan Al-Bashri bertanya lagi, “Lalu, apa manfaat kedua kalimat itu untukmu?”. Jawab buruh ini,  “Doaku selalu dikabulkan Allah. Tetapi, ada satu doa yang sampai  sekarang belum dikabulkan,” kata buruh itu  lagi.   “Doa apa?” tanya Al-Hasan  Al-Bashri. “Bertemu dengan seorang ulama besar, yang sangat saya kagumi, Al-Hasan Al-Bashri,” jawabnya.

Al-Hasan Al-Bashri sangat terkejut, tak menyangka sedikit pun sebelumnya bahwa ulama yang dicari dalam doanya itu adalah dirinya sendiri. “Sekarang, Allah telah mengabulkan doamu. Akulah Al-Hasan Al-Bashri,” kata Al-Hasan Al-Bashri.

Kuli angkut air ini pun  tak menyangka  sebelumnya, orang yang bertamu ke rumahnya, yang banyak bertanya tentang kebiasaan zikir di bibirnya, yang kini ada di hadapannya itu, ternyata ulama yang sangat dikaguminya itu.

Zikir, di antaranya tahmiid dan istighfaar, ternyata punya kekuatan, yang atas kehendak-Nya : dikabulkan doa. Doa is power. Kita tak usah malu belajar zikir dari buruh  angkut air.

Sangat mudah kita ucapkan tahmiid ketika mendapat nikmat atau  istighfaar ketika kita bersalah. Namun, kalau tak terbiasa, bagi kaum perempuan khususnya.  itu artinya bibirnya tak lebih  dari sekadar tempat  polesan lipstick. Atau, sekadar penopang silat lidah bagi kaum laki-laki.

2 komentar untuk "Zikir Seorang Buruh Angkut Air"

  1. Bismillah, mohon maaf untuk kisahnya apakah memang sama dengan kisah Ahmad bin Hambal dengan pembuat roti? yang dengan zikirnya segala permintaannya dikabulkan kecuali satu, yaitu ingin bertemu dengan seorang ulama besar yang bernama Ahmad bin Hambal. Mohon pencerahannya.

    BalasHapus
  2. Ada kemiripan. Tukang roti hanya membuka mulut untuk menjawab pertanyaan. Keinginan kuatnya, ingin bertemu dengan Imam Ahmad, dan bertemu di rumah tukang roti itu.
    Dulu, bertemu dengan ulama besar, bergaul dengan ulama besar, jadi cita-cita. Rakyat kecil hanya berdoa kepada Allah melalui kalimah thoyyiban, seperti istigfar. Kekuatan istigfar luar biasa, seperti terlukis dalam surat Nuh.

    jawaban ini didapat dari penulis (Dean Al-Gamereau)

    BalasHapus