![]() |
| Dokumen persis.or.id |
Sumber : persis.or.id
Dalam surat Al-A'raf ayat 180, Allah SWT ber-firman: "Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut as-maa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang (in-kar dan mulhid) dari kebenaran da-lam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balas-an terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
Maka di ayat ini Allah SWT me-negaskan tentang seluruh nama, sifat, dan kesempurnaan yang hakiki itu hanyalah bagi Allah SWT.
Kemudian Allah memerintahkan hamba-hambaNya kalau berdoa itu dengan menyebut nama-nama Allah.
Maka di antra bentuk seorang hamba bertawassul kepada Allah adalah menjadikan sarana mendekatkan diri kepada Allah dengan memanggil nama-nama-Nya yang mulia, seperti memanggil Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Aziz, Al-Jabbar, Al-Ghaf-far, dan seterusnya.
Hal ini menunjukan pengakuan kita sebagai hamba Allah atas kemuliaan, keagungan, dan kesempurnaan Allah Rabbul alamin yang tidak boleh disamakan dengan kesempurnaan makhluk.
Maka panggillah Allah dengan nama-nama yang mulia ini. Itulah sebabnya di dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw mendengar salah se-orang sahabatnya yang berdoa, bahkan mendengar Aisyah radiallahu anha berdoa dengan kalimat Alla-humma inni as'aluka bi anni asyhadu annaka anta ilah, la ilaha illa anta, anta al-ahadu shamad, al-ladzi lam yalid wa lam yulad. Ya Allah aku se-sungguhnya memohon kepada
Engkau dengan aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuaki Engkau. Dan Engkau-lah satu-satunya tuhan Yang Maha Esa. Engkaulah tempatku bersandar (ash-shamad), Engkaulah Yang Maha Esa, yang tidak ada sekutu bagimu, dan tidak ada yang menyamai eng-kau dengan apapun.
Sehingga Rasulullah Saw ber-sabda: Sesungguhnya engkau telah berdoa dengan nama Allah Yang Maha Agung, yang tidak mungkin Allah akan menolak permohonan.
Nah itu sebabnya kenapa dalam surat Al-Araf ini Allah menekankan, berdoalah kamu dengan memanggil nama-nama Allah yang mulia itu.
Masih dalam ayat tersebut, Allah me-ngecam orang-orang yang menging-kari sifaf-sifat Allah. la tidak mem-percayai sifat-sifat Allah yang mulia, baik tidak mempercayai dalam arti mengingkarinya (kufur). Dia menolak untuk mempercayai keberadaan
Allah dan sifat-sifat Allah yang mulia atau tidak mempercayai dengan me-nyelewengkan maksud dan kandungan daripada sifat-sifat Allah itu.
Ia mentakwilnya dengan takwil
yang tidak diperintahkan Allah dan takwil yang dibenarkan Allah dan Ra-sulNya. Karena ia tidak mempercayai bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah Saw.
Oleh sebab itu, maka ayat yang mulia ini melengkapi tentang prinsip-prinsip akidah kita dan prinsip akidah kita. Di antara prinsip ketau-hidan kepada Allah adalah meyakini tentang nama-nama Allah yang sempurna, yang tidak boleh disamakan dengan makhluk. Dan tidak boleh ada nama-nama makhluk yang disa-makan dengan sifat-sifat Allah SWT.
Kemudian dianjurkannya kita berdoa dan memanggil nama ser-ta sifat-sifat Allah yang agung serta kita dilarang mengingkari nama dan sifat Allah yang telah tertuang di da-lam Alquranul karim dan hadits nabi yang sahih, karena itu bagian dari prinsip keimanan kita kepada Allah. Yaitu menetapkan dan mengimani apa yang Allah sebutkan tentang si-fat-sifat dan nama-nama Allah. (*)
Sumber: Majalah Risalah NO 6 THN 62 - September 2024

Posting Komentar untuk "Ketum PERSIS Kyai Jeje Zaenudin: Berdoa dan Bertawassul dengan Asma Allah"